PART 1
Ketukan jarinya
membuat irama tersendiri, dia bukan ingin membuat sebuah nada tapi hanya
mengusik rasa bosannya. Matanya hanya melihat keluar jendela, tetesan hujan
sangat terlihat jelas dimatanya beberapa orang sibuk kesana kemari hanya untuk
menghindari sang hujan.
Dia alihkan
perhatiannya ke jam tangan yang
melingkar dengan manis dipergelangan kirinya, waktu sudah menunjukkan pukul
04.40 itu berarti orang yang ditunggunya sudah telat dari waktu yang telah
dijanjikan.
Dia mendecak kesal
lalu meminum caffe latenya yang sudah hampir habis, baru saja ia ingin memesan
sebuah sapaan langsung terdengar ditelinganya.
“ Hai” dia melihat
kedepan, melihat orang yang sudah sangat ia kenal.
“ Elu mau buat gue
lumutan atau sampai berkarat disini ” ucapnya penuh kekesalan sedangkan orang
itu hanya tersenyum lalu duduk di kursi depannya yang berbatasan meja
dengannya.
“ Gue telat karna
hujan tau ” sebisa mungkin ia berbuat alasan karna tak ingin mendengar ocehan
dari gadis didepannya ini.
“ Alasan aja lu, bilang
aja elu telat karna pacaran dulu ” ucapnya tepat sasaran.
“ hehehe itu elu tau
kenapa malah nanya lagi ” gadis itu menatapnya tak percaya karna orang
dihadapannya mengakui apa yang dikatakannya barusan.
“ Jadi elu nyuruh gue
kesini buat apa? ” tanyanya yang ingin
tau karna temannya ini sudah memberinya pesan di pagi hari.
“Gue butuh bantuan ”
keningnya mengkerut pertanda tak mengerti ucapan temannya barusan.
“ Elu kalau ngomong
yang jelas dong Dre ”.
“ Gue mau elu.....”
.............................................................
Lagi-lagi dia harus
menunggu dan tidak sekolah hari ini, dan betapa bodohnya dia mau mengabulkan
permintan temannya itu.
“ Gue serasa jadi
sopir pribadi aja deh ” ucapnya kesal, orang yang ditunggunya masih saja belum
menampakkan dirinya, dia tak berniat mencari karena dia memang tidak tau siapa
yang ditunggunya.
Karena terlalu
bosan dia mengeluarkan earphonenya dan mulai menekan play pada mp3 miliknya, dia mulai mengikuti nada-nada yang
didengarnya, untuk mendalami apa yang didengarnya dia mulai memejamkan matanya
sebentar lalu membuka matanya kembali.
Seorang pria
berkaca mata hitam dan memakai kemeja hitam kotak-kotak, itulah satu kesimpulan
yang dilihatnya saat melihat pria itu melintas dihadapannya.
Tanpa disadari pria
itu bahwa dia menjatuhkan sebuah saputangan biru laut, dia pun memungut saputangan itu lalu segera
mengejar pria itu, tak butuh lama untuk mengejarnya karna tangannya sudah
menarik ujung kemeja pria itu.
“ Apa ” ucapnya
dingin, dia terkejut mendapat respon pria itu.
“ Elu baru saja
ja.....” ucapannya terhenti begitu saja karna pria itu pergi tak tertarik
dengan apa yang akan diucapkannya.
“ Sudah mau dikembalikan saputangannya, eh
malah pergi sebelum aku ngomong, dasar cowok ngeselin ”pikirnya lalu
mengantongi saputangan itu.
Dia kembali duduk
dikursi panjang, dengan rasa sabarnya dia masih saja menunggu dibandara. Dia
merogoh saku celananya untuk mengambil handphone yang masih saja bergetar
bahkan setelah sudah ada digenggamannya.
Dia menekan 4 angka
yang sebagai password dihandphonenya lalu ada sebuah pesan masuk, dibukanya
pesan itu yang langsung membuatnya kesal bukan main.
Dia mulai mencari
nomor setelah dapat dia langsung menekan
tombol hijau.
“ Maksud elu apa ”
ucapnya yang langsung ke inti pembicaraan.
“ elu ngerjain gue ya
Dre, gue nggak terima gue sudah nunggu 3 jam disini dan elu bilang ia sudah
sampai ke apartemennya setengah jam yang lalu ”.
“ Bodoh, gue nggak
terima maaf elu ” ucapnya lalu memutuskan telpon.
Ia menghela napas
lelah dan pergi meninggalkan bandara yang masih ramai dengan orang-orang yang
ingin datang atau meninggalkan bandara seperti dirinya.
Ia hempaskan
tubuhnya diatas kasur, merasa lelah karena yang dilakukannya sejak dibandara
hanya berdiri dan duduk.
“ Gue capek ”
gumamnya lalu memejamkan mata, membiarkan rasa ngantuk menguasai dirinya.
Dia sangat terlihat
cantik saat tertidur, hanya saja dia terlalu bodoh untuk mengetahui
kecantikannya yang sering dikagumi oleh orang secara diam-diam.
Rambut dan matanya
memiliki warna yang sama yaitu kecoklatan dan itulah yang menjadi ciri khas
dirinya. Kadang dia harus mendapat maslah dengan warna rambutnya yang dianggap
terlalu berlebihan untuk anak sma.
Tapi dia tidak
peduli, warna rambutnya ini adalah keturunan dari papanya dan dia sangat suka
sekali bernampilan seadanya, yang penting sopan di mata orang lain itu sudah
cukup pikirnya.
Matanya mulai
mengerjap menyesuaikan kegelapan didalam kamarnya, tangannya meraba kesana
kesini mencari sesuatu.
“Hp gue mana sih”
ucapnya lalu menggeser tubuhnya ke tepi ranjang lalu mulai meraba lagi.
“Ih nih hp hilang
kemana lagi, pas gue butuh hilang pas nggak butuh malah muncul” gerutunya lagi
lalu menggeser tubuhnya lagi.
Dug. Tubuhnya jatuh
dari ranjang, membuatnya kesakitan dibagian pinggang.
“ Sumpah nih kamar
kok gelap banget ya, serasa dikuburan aja pakai acara gelap-gelapan ” ucapnya
yang mulai meracau.
Bruk. Suara pintu
terbuka dengan kasarnya, ia berjalan ke sisi dekat pintu lalu menekan saklar
seketika lampu menyala dengan terangnya.
“ Apa yang lu lakukan
disitu Cam? ” tanyanya bingung saat melihat Camel tergeletak di lantai.
“ Cam Cam elu kra gue
kamera apa ” ucapnya kesal lalu duduk didekat kaki ranjang.
“ Lah nama elu kan
Camelia elu mau gue panggil Lia ” ucapnya seraya berjalan kearah Camelia yang
sedang mengusap pinggangnya seraya mengelengkan kepalanya menandakan tidak
setuju.
“ Elu kesini mau
apa? ” tanyanya jutek.
“ Dih segitunya elu
marah sama gue, gue kan sudah minta maaf mana gue tau kalau dia pulang nggak
bareng elu”.
“ Cih alasan aja ”
ucapnya lalu berdiri.
“ Duh Camel gue bawa
tuh anak yang buat elu kesal setengah mati sampai ke ubun-ubun ” Camel
mengernyit tak mengerti.
“ Elu bawa siapa? ”
tanyanya bingung.
“ Sepupu gue, elu
baiknya marahi dia bukan gue yang baik hati dan bertampang polos ini, tau nggak
Cuma elu doang yang selalu marahi gue sedangkan orang selalu menghormati gue ”
ucapnya lalu memsang wajah imutnya yang sangat imut bagi orang lain tapi tidak
untuk Camel, baginya itu tampang yang sangat memuakkan.
Dijitaknya kepla
cowok itu lalu melipat kedua tangannya.
“ Mana sepupu lu, gue
mau marahi dia, sudah tiga jam gue tungguin kaya supir eh malah dia pulang
duluan nggak ngajak-ajak gue ” Andre hanya tertawa mendengar gerutuannya.
“ Masuklah, dia sudah
kesal sama elu ” panggilnya lalu seseorang masuk, Camel mulai melihat dari ujung
kaki sampai ke kepalanya dan betapa terkejutnya saat dia melihat wajah orang
itu.
“ Elu... ”
pekiknya.seru ?? anda bisa baca selanjutnya It's you Part 2,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar